Gugus Air dan Listrik IPB Siap 24 Jam
Bagian Listrik dan Air Biro Umum Institut Pertanian Bogor (IPB) layaknya unit gawat darurat (IGD). Tim yang terdiri dari 28 staf di bawah komando Bambang Kuntadi SS, M.Si ini siap dipanggil kapan saja 24 jam jika ada keluhan terkait listrik dan air di seluruh Kampus IPB. Ya, IPB memproduksi air untuk mencukupi kebutuhan internal IPB, baik untuk hunian seperti rusunawa maupun untuk kegiatan akademik yang cukup besar. Air merupakan kebutuhan pokok kegiatan akademik dan non akademik.
“Jika ada masalah sebentar saja pasti langsung protes. Listrik juga begitu. Olehkarenanya kami terapkan kerja 24 jam. Staf kami ada yang stand by. Jika sewaktu-waktu ada masalah dalam bidang listrik dan air, kami siap dipanggil dan datang untuk perbaiki,” ujar pria asal Kebumen ini. Bambang menerapkan cara kerja seperti pasukan khusus semacam pasukan gerak cepat. Ini bertujuan agar unit air dan listrik yang dulu dipandang kurang responsif, sekarang bisa memberi respon lebih cepat.
Menurutnya, dengan 28 pegawai jumlah itu sebenarnya masih kurang bila dibandingkan dengan luas area IPB. Luas area yang dikelola adalah seluruh area kampus baik di Dramaga, Baranangsiang, Gunung Gede, Cilibende, Taman Kencana, Jonggol dan Pelabuhan Ratu. “Lembur cukup tinggi sebulan. Mereka kerja 12 jam per hari. Setiap hari ada tambahan empat jam. Sekali satu bulan setiap orang melakukan itu,” imbuhnya.
Bambang menerapkan prinsip kepada para staf bahwa mereka bekerja tidak hanya sebagai kuli tapi harus memahami pekerjaan yang diemban. Dijelaskan, yang masih susah dilakukan saat ini adalah mendeteksi kebocoran pipa air yang terjadi di bawah tanah. Dengan elevasi berbeda, kedalaman pipa kadang lebih dari dua meter. “Pernah ada kasus, air yang disuplai dari PDAM tagihan yang biasanya hanya
lima juta rupiah, tetapi saat itudisuruh bayar hingga 25 juta rupiah. Ini artinya ada kebocoran yang tidak terdeteksi. Pipa di gedung Fakultas Pertanian, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, serta Fakultas Peternakan dengan instalasi zaman dulu, dimana pipa ditanam di dalam tanah banyak yang korosif (mudah berkarat). Karenanya, ke depan, efisiensi dengan perbaikan jaringan, pipa air dipasang di luar sehingga akan lebih mudah terdeteksi jika terjadi kebocoran,” pungkasnya.